Pengertian dan Ciri-Ciri Pragmatik

July 25, 2025

Pengertian Pragmatik

Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna dalam konteks penggunaan bahasa. Berbeda dengan semantik yang lebih fokus pada makna kata dan kalimat secara terpisah, pragmatik menekankan pada bagaimana makna itu terbentuk dalam interaksi nyata antara pembicara dan pendengar. Dalam pragmatik, konteks, situasi, serta hubungan sosial antarindividu sangat berpengaruh terhadap cara kita memahami pesan yang disampaikan. Sebagai contoh, ketika seseorang mengatakan “Bisa tolong tutup jendela?” di ruang rapat, dengan konteks tertentu, permintaan tersebut dapat dipahami sebagai permohonan yang sopan, bukan sekadar instruksi.

Ciri-Ciri Pragmatik

Pragmatik memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari disiplin ilmu bahasa lainnya. Salah satu ciri utama pragmatik adalah fokus pada konteks. Hal ini berarti bahwa makna suatu ungkapan dapat berubah tergantung pada dimana, kapan, dan kepada siapa ungkapan tersebut ditujukan. Misalnya, ungkapan “nanti kita makan” mungkin menunjukkan rencana informal antar teman, namun dalam konteks formal seperti saat pertemuan bisnis, hal tersebut bisa berarti ajakan untuk menjalin kerjasama yang lebih serius.

Ciri lain dari pragmatik adalah analisis peran peserta dalam komunikasi. Dalam situasi percakapan, penutur dan mitra bicaranya memainkan peran yang berbeda. Penutur bisa jadi lebih dominan atau berwenang, sementara lawan bicaranya bisa saja dalam posisi yang lebih pasif. Misalnya, dalam sebuah wawancara kerja, pewawancara memiliki kekuasaan untuk menentukan kelulusan seseorang, sedangkan kandidat berada pada posisi untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Selain itu, pragmatik juga sangat memperhatikan tujuan komunikasi. Setiap kali seseorang berkomunikasi, pasti ada maksud tertentu di balik kata-kata yang diucapkan. Misalnya, ketika seseorang berkata “Cuaca hari ini sangat cerah,” mungkin ada motif tertentu, seperti ingin memulai percakapan atau mengajak untuk melakukan aktivitas di luar. Tanpa memahami tujuan ini, makna yang sebenarnya dari pernyataan tersebut bisa terlewatkan.

Pragmatik juga melibatkan prinsip kesopanan dalam berbicara. Dalam berinteraksi, orang seringkali harus menjaga kesan baik di mata orang lain. Ini dapat dilihat dalam penggunaan bahasa yang lebih formal atau sopan. Sebagai contoh, di Indonesia, saat berbicara dengan orang yang lebih tua, seseorang cenderung akan menggunakan bahasa yang lebih halus dan menghormati, seperti menggunakan kata “anda” alih-alih “kamu”. Ini mencerminkan tingkat kesopanan dan pemahaman pragmatik yang dalam.

Peran Konteks dalam Pragmatik

Konteks sangat penting dalam pragmatik, karena tanpa konteks yang tepat, makna dari ungkapan bisa menjadi kabur. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mengandalkan konteks untuk memahami pernyataan orang lain. Misalnya, jika seseorang berkata “Kamu sudah makan?” kepada seorang teman di waktu siang, ini bisa jadi hanya sekadar basa-basi. Namun, jika pertanyaan yang sama diucapkan menjelang malam dengan nada dan ekspresi yang berbeda, makna yang tersirat mungkin mengarah pada ajakan untuk makan malam bersama.

Konteks budaya juga memengaruhi bagaimana kita memahami komunikasi. Dalam budaya-budaya tertentu, seperti budaya di Jepang, komunikasi sering kali lebih bersifat implisit. Misalnya, jika seseorang mengatakan “Saya akan berpikir tentang hal itu,” itu mungkin tidak berarti bahwa mereka betul-betul akan memikirkan hal tersebut, melainkan lebih menunjukkan bahwa mereka tidak tertarik. Memahami konteks budaya ini amat penting untuk menghindari salah paham dan kesalahpahaman dalam interaksi sehari-hari.

Pragmatik bukan hanya relevan dalam bahasa lisan, tetapi juga dalam bahasa tulis. Dalam sebuah novel atau cerita, penggambaran karakter melalui dialog dan interaksi mereka dengan lingkungan sekitar mencerminkan norma-norma pragmatik. Misalnya, karakter yang terlalu langsung dalam berbicara bisa dianggap kurang sopan dalam konteks budaya tertentu, dan ini dapat memengaruhi penerimaan pembaca terhadap karakter tersebut.

Dengan begitu, pragmatik menawarkan wawasan yang mendalam mengenai berbagai aspek komunikasi, termasuk peran kata-kata yang diucapkan dan bagaimana konteks memengaruhi makna. Dalam dunia yang semakin kompleks, pemahaman tentang pragmatik menjadi semakin penting, terutama dalam situasi global di mana kita berinteraksi dengan berbagai budaya dan nilai yang berbeda.